Komuni Pertama Tahun 2012 & 2013 di Tanjungpinang





Peran Ortu dalam Persiapan Komuni Pertama

Peran Orangtua 
dalam Persiapan Komuni Pertama[1]
Oleh:
F.X. Didik Bagiyowinadi, Pr[2]

Orang Tua: Pendidik Iman Anak-Anak
Seperti kita ketahui bersama, hak dan tanggung jawab pendidikan anak, termasuk pendidikan iman menjadi orang Katolik sejati, pertama-tama terletak di tangan orang tua. Termasuk juga dalam hal ini, persiapan dan penerimaan sakramen Inisiasi: Baptis - Komuni I– Krisma; bagi anak-anak kita.  Maka orang tua yang bertanggung jawab atas tugasnya, niscaya tidak akan menunda-nunda ataupun mengabaikan kesempatan anak-anak kita menerima sakramen inisiasi. Sangat disayangkan bila orang tua tidak mau peduli kapan anaknya mesti komuni pertama dan menerima sakramen Krisma. Kekurangseriusan orang tua dalam menghayati iman Katolik, seperti seringnya absen dari kewajiban merayakan Misa mingguan, juga akan berdampak pada sikap masa bodoh dalam pendidikan iman anak-anaknya.

Kerjasama Orang Tua dan Gereja
Kendati tanggung jawab pendidikan anak-anak terletak di tangan orang tua, lantaran oleh pelbagai keterbatasan dalam pelaksanaannya orang tua dibantu oleh sekolah dan Gereja. Bantuan sekolah dan Gereja ini bersifat subsidier dan komplementer (melengkapi), bukan substitusi (menggantikan) ataupun mengambil alih.
Karena Gereja - dalam hal ini seksi pendampingan iman anak dan para pembinanya - membantu orang tua mempersiapkan putra-putrinya menyambut komuni, maka adanya kerjasama Gereja dan orang tua sangatlah diharapkan. Bagaimana secara konkret kerjasama itu bisa diwujudkan?
Pertama, orang tua perlu memotivasi dan mengingatkan anaknya agar dengan tekun mengikuti aneka kegiatan persiapan komuni pertama.
Kedua, orang tua ikut memantau kemajuan anaknya dalam persiapan komuni pertama, termasuk dalam menghafalkan doa-doa harian. Merupakan tugas orang tua membantu anak-anak ini sampai bisa menghafal doa-doa harian. Seandainya kesempatan komuni pertama ini tidak digunakan untuk menghafal doa-doa harian dan dasar-dasar iman (Sepuluh perintah Allah, lima perintah Gereja, dll), lalu kapan lagi anak-anak kita akan menghafal? Selain itu, orang tua perlu memantau tugas-tugas yang diberikan apakah sudah dikerjakan anak dengan benar dan baik.
Ketiga, orang tua hendaknya juga mengamati sikap batin anak apakah mereka sudah “pantas” menyambut komuni. Dalam persiapan komuni pertama mereka dibimbing merumuskan niat-niat konkretnya untuk mengatasi kecenderungan berbuat dosa, rajin berdoa pribadi, sikap hormat di Gereja dan kemauan menyalurkan berkat Tuhan kepada sesama. Tentu saja dalam hal ini keteladanan orang tua juga sangat menentukan.
Keempat, seandainya usai penerimaan Komuni Pertama diadakan resepsi “syukuran”, hal ini merupakan tanggung jawab dan tugas orang tua. Oleh karenanya, diharapkan kerelaan para orang tua untuk menjadi panitia resepsi “syukuran” penerimaan komuni pertama ini dan sekaligus menjadi donaturnya.

Tujuan dan Arah Persiapan Komuni Pertama
Gereja - dalam hal ini seksi pendampingan iman anak - membantu mempersiapkan putra-putri kita agar dengan penuh iman, hormat, dan pantas mereka menyambut Tubuh dan Darah Tuhan untuk pertama kalinya. Hukum Gereja mensyaratkan, “Agar anak-anak boleh sambut Ekaristi Mahasuci, haruslah mereka itu memiliki cukup pengertian dan telah dipersiapkan dengan seksama, sehingga dapat memahami misteri Kristus sesuai dengan daya tangkap mereka, dan mampu menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan hormat” (Kan 913 §1).  Maka menjadi tugas orang tua, mereka yang menggantikan kedudukan orang tua, dan pastor paroki agar anak-anak itu “dipersiapkan dengan baik dan secepat mungkin, sesudah didahului sambut sakramen tobat, diberi santapan ilahi itu” (Kan 914).
Berdasarkan harapan Gereja tersebut, maka menurut hemat saya arah pembinaan dan tujuan persiapan Komuni Pertama adalah sebagai berikut:
a. Anak mengimani kehadiran Tuhan Yesus dalam Sakramen Ekaristi, sehingga rindu menyambut Komuni Kudus dan bersikap hormat pada Sakramen Mahakudus.
b.   Anak bisa menyambut Komuni Kudus dengan hormat dan pantas, serta berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi.
c.   Untuk menyambut Komuni Kudus dengan pantas, anak harus mempersiapkan diri dengan merayakan Sakramen Tobat. Maka mereka harus mengerti apa itu dosa, betapa Allah itu maharahim, dan secara konkret tahu cara mengaku dosa.
      Waktu persiapan penerimaan komuni pertama ini juga merupakan peluang emas untuk menanamkan dasar-dasar kekatolikan pada anak, seperti menghafalkan doa-doa pokok (juga untuk mendoakan penitensi Sakramen Tobat) dan doa spontan, berdevosi kepada Bunda Maria, bangga akan Gereja Katolik, dan mau meneruskan kasih Kristus kepada yang lain.